
Mimi-pipi.com - Janos Soltesz berusaha keras agar istrinya, Vilma (56) bisa naik pesawat dan pulang ke rumah mereka di New York pasca liburan. Tapi tak ada satu pun maskapai yang bisa mengangkut Vilma. Ia pun meninggal dunia karena gagal ginjal.
Vilma telah mengidap komplikasi gagal ginjal dan diabetes, sehingga kadar air di tubuhnya pun meningkat. Tak tanggung-tanggung, berat terakhir Vilma mencapai 193 kg. Ia menggunakan kursi roda karena hanya punya 1 kaki.
Tapi, sudah bertahun-tahun Vilma dan suaminya traveling ke Hungaria. Hal ini jadi rutinitas untuk mereka yang tinggal di New York, AS. Mereka biasa naik maskapai Delta Airlines dan KLM untuk menyambangi sebuah vila di pedesaan Hungaria.
Perjalanan terakhir mereka adalah 17 September 2012 lalu. Melihat kondisi Vilma yang memburuk, Soltenz memutuskan untuk pulang ke New York. Sebelumnya, agen perjalanan mereka telah menginformasikan kepada Delta Airlines soal kondisi Vilma. Mereka membeli 2 tiket untuk Vilma sendiri, dan 1 tiket untuk Soltesz.
Kepulangan itu direncanakan pada tanggal 15 Oktober 2012, sehingga Vilma bisa mengecek kondisi kesehatannya kepada dokter di New York. Tapi, Delta Airlines tak bisa mengakomodir Vilma. Begitu pun KLM.
"Mereka mencoba untuk memasukkan Vilma ke bagian belakang pesawat, tapi mereka tidak punya ruang cukup luas untuknya," kata Soltesz seperti dilansir dari News Australia, Selasa (27/11/2012).
Pihak maskapai berkata, bangku bagian belakang tak mampu menahan beban Vilma. Namun kata Soltesz, dia dan istrinya sudah duduk di bangku tersebut ketika kru pesawat meminta mereka keluar.
Pihak maskapai tersebut menyarankan pasangan itu untuk mengambil penerbangan lain. Setelah menunggu 5 jam di bandara, mereka melanjutkan perjalanan ke Kota Praha untuk mengejar penerbangan Delta Airlines. Tapi setibanya di bandara Praha, pihak Delta mengatakan kursi roda plastik mereka tak mampu menahan bobot tubuh Vilma. Duh!
Satu-satunya hal yang bisa dilakukan pasangan itu adalah berkendara ke vila mereka di pedesaan Hungaria, lalu melakukan panggilan ke agen perjalanan di New York untuk merancang ulang kepulangan mereka. Agen perjalanan itupun mengatakan, maskapai Lufthansa tersedia pada tanggal 22 Oktober 2012. Penerbangan ke New York via Frankfurt, yang katanya bisa mengakomodir kebutuhan Vilma.
Tapi, cobaan kembali datang saat mereka masuk ke dalam pesawat Lufthansa. Kru pesawat, dibantu oleh petugas pemadam kebakaran setempat, tidak bisa memindahkan Vilma dari kursi rodanya ke bangku tiga yang sudah dipesan. Setelah 30 menit berusaha, sang kapten pun meminta mereka untuk turun dari pesawat.
"Kami punya 140 penumpang pesawat, dan mereka punya kepentingan masing-masing," kata juru bicara Lufthansa, Nils Haupt.
Untuk kedua kalinya, mereka kembali lagi ke vila di pedesaan Hungaria. Kondisi Vilma semakin memburuk. Baik Vilma dan Soltesz tidak ingin memeriksakan kondisi Vilma ke dokter di Hungaria. Menurut mereka tidak familiar dengan kondisi Vilma yang sebenarnya.
"Dia (Vilma) sangat sakit. Ia tidak percaya pada rumah sakit di negara bekas komunis Hungaria bisa memenuhi kebutuhannya," kata Soltesz.
Hingga akhirnya Vilma pun meninggal 2 hari setelahnya. Soltesz melakukan prosesi pemakaman itu di Hungaria.
"Saya sendiri sekarang. Ke mana pun saya pergi, saya pergi sendirian. Saya sangat rindu padanya. Hanya ada 2 orang di hidup saya. Ibu saya yang tinggal dengan saya selama 23 tahun, dan Vilma yang tinggal dengan saya selama 33 tahun," kata Soltesz
Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar