
ilustrasi (foto: Thinkstock)
"Oh, itu bagus. Yang penting ada tekad yang bulat, motivasi harus kuat. Puasa akan sangat membantu untuk berhenti merokok," kata Dr H Aulia Sani, SpJP(K) FJCC, FIHA, FASCC, ahli jantung dari Klinik Stop Merokok RS Sahid Sahirman saat dihubungi detikHealth, Rabu (25/7/2012).
Berlanjut atau tidaknya ke bulan-bulan berikutnya, menurut Dr Aulia sangat tergantung seberapa besar motivasinya. Kalau motivasinya sangat kuat, maka besar kemungkinannya bulan puasa benar-benar jadi momentum untuk berhenti merokok secara total.
Dr Aulia sendiri mengakui, setiap bulan puasa memang terjadi peningkatan jumlah pasien yang ingin berhenti merokok. Pasien yang datang pada bulan puasa sebagian besar berhasil mengatasi kecanduan rokoknya dan tidak pernah kembali merokok sampai sekarang.
"Lagipula puasa itu kan sekalian detoks. Kalau sebulan tidak merokok, racun-racunnya sudah banyak berkurang. Kalau dilanjutkan sampai setahun, atau sampai 10 tahun maka tubuhnya sudah bersih lagi seperti semula," kata Dr Aulia yang selalu mengingatkan bahaya rokok pada setiap pasiennya.
Sedangkan untuk membangkitkan semangat atau motivasi, Dr Aulia berharap para ustadz bisa ikut mengkampanyekan bahaya rokok di kalangan umatnya. Namun ia mengakui, tidak semua ustadz bisa diandalkan karena tidak sedikit juga dari para ustadz yang juga merokok.
Bukan cuma Dr Aulia saja yang mengharapkan peran para pemuka agama, seorang ahli paru-paru dari RS Persahabatan juga berpendapat serupa. Di bulan puasa ini, dr Achmad Hudoyo, SpP(K) berharap para ustadz bisa membantu membangkitkan motivasi umatnya untuk berhenti merokok.
"Untuk berhenti merokok, motivasi itu yang utama. Ditambah momen bulan puasa, akan ada poin plus yang membuat orang makin mudah berhenti. Di situ saya berharap para ustadz mau menganjurkan umatnya untuk berhenti merokok," kata dr Hudoyo dalam wawancara dengan detikHealth beberapa waktu silam.
Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar